Rabu, 02 Desember 2009

Kepahitan Vs Pengampunan

Kepahitan Vs Pengampunan


Setiap manusia di bawah kolong langit pastilah mengalami kepahitan. Yang membedakanya adalah keputusan kita atas kepahitan itu. Apakah kita hidup dalam kepahitan sepanjang umur kita? Atau kita segera melepaskan beban kepahitan itu dalam hidup kita.

Ada orang yang ditolak sejak kandungan, ada orang yang disakiti oleh perkataan orang lain, ada yang bercerai, ada yang merasa tidak dianggap kehadirannya, dan masih banyak lagi.

Hidup dalam dunia ini memang dipenuhi masalah silih berganti. Beruntunglah kita bahwa hidup di bumi ini hanya sementara saja. Namun bukan berarti kita hidup dengan kehendak diri kita, tapi jadikan hidup saat ini untuk melatih diri kita sebelum kekekalan.

Yohanes 15:19b, Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itu dunia membenci kamu. Ambillah keputusan yang benar dalam mengatasi kepahitan.

Ada sebuah ilustrasi dari sebuah apel. Apel yang baik adalah apel yang kulitnya bersih, segar, ranum. Itulah tampilan diri kita yang dilihat oleh orang lain. Orang lain hanya mampu melihat penampilan luar kita saja.

Namun ketika apel itu dipotong, kelihatanlah noda busuknya yang kecoklat-coklatan. Noda busuk itu adalah kepahitan dalam diri kita. Dan tentunya tidak baik dimakan, selain rasanya tidak enak, berbau atau mungkin berulat. Bagaimana caranya agar noda busuk itu tidak mencemari sisa apel tadi?

Dengan memotongnya dan membuang noda busuk tadi. Begitu juga dengan kepahitan. Sebelum virus kepahitan itu terus berakar ke dalam atau melebar pada wilayah hidup kita yang lain, segeralah memangkasnya. Caranya?

Lepaskan pengampunan atas masalah yang terjadi pada hidup kita. Berikan pengampunan pada orang yang telah menyakiti hidup kita. Matius 6:12, Dan ampunilah kami akan kesalahan kami,seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Ayat di atas adalah sepenggal Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Itu berarti Yesus menghendaki kita untuk segera memberikan pengampunan seperti Ia telah mengampuni kita terlebih dahulu. Dan inilah obat atas kepahitan itu yaitu mengampuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar