Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri dari paragraf 1 – 40.
Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf
tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 63 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi
2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada
panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsure-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN
RUANG
LINGKUP
01. Pernyataan ini diterapkan untuk
laporan keuangan, termasuk laporan keuangan konsolidasian, dari setiap entitas
yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang dari suatu ekonomi yang mengalami
hiperinflasi (selanjutnya disebut ekonomi hiperinflasi).
02. Dalam ekonomi hiperinflasi,
pelaporan hasil operasi dan posisi keuangan dalam mata uang lokal tanpa
penyajian kembali tidak bermanfaat. Uang menjadi kehilangan daya beli
sedemikian rupa sehingga perbandingan jumlah dari transaksi dan kejadian lain
dari waktu ke waktu, bahkan dalam periode akuntansi yang sama, menjadi
menyesatkan.
03. Pernyataan ini tidak menetapkan pada
tingkat inflasi tertentu dianggap terjadi hiperinflasi. Pertimbangan diperlukan
dalam penentuan kapan penyajian kembali laporan keuangan perlu dilakukan sesuai
dengan pernyataan ini. Karakteristik dari lingkungan ekonomi suatu negara yang
merupakan indikasi bahwa negara tersebut mengalami hiperinflasi antara lain:
(a) penduduknya lebih memilih untuk menyimpan
kekayaan mereka dalam bentuk aset nonmoneter atau dalam mata uang asing yang
relatif stabil. Jumlah mata uang lokal yang dimiliki segera diinvestasikan
untuk mempertahankan daya beli;
(b)
penduduknya mempertimbangkan jumlah moneter bukan dalam mata uang lokal
tetapi dalam mata uang asing yang relatif stabil. Harga-harga mungkin
dikuotasikan dalam mata uang asing tersebut;
(c)
harga yang berlaku dalam penjualan dan pembelian secara kredit ditentukan
dengan memasukkan faktor ekspektasi hilangnya daya beli selama periode kredit,
bahkan jika periode kreditnya singkat;
(d) suku bunga, upah dan harga dikaitkan dengan
indeks harga; dan
(e) tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun
mendekati atau melebihi 100%.
04. Semua entitas yang menyusun laporan
keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi yang sama dianjurkan menerapkan
Pernyataan ini dari tanggal yang sama. Namun, Pernyataan ini diterapkan atas
laporan keuangan setiap entitas sejak awal periode pelaporan ketika entitas
mengidentifikasi adanya hiperinflasi di negara yang mata uangnya digunakan oleh
entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan.
PENYAJIAN
KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
05. Harga berubah dari waktu ke waktu
sebagai akibat pengaruh politik, ekonomi, dan sosial secara umum atau spesifik.
Pengaruh spesifik seperti perubahan permintaan dan penawaran dan perubahan
teknologi dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan harga
individual secara signifikan dan independen antara satu dengan lainnya. Selain
itu, pengaruh umum dapat menyebabkan perubahan tingkat harga umum dan daya beli
uang.
06. Entitas yang menyusun laporan
keuangan dengan dasar akuntansi biaya historis melakukannya tanpa
mempertimbangkan perubahan tingkat harga umum ataupun kenaikan harga tertentu
dari aset atau liabilitas yang diakui. Pengecualian atas prinsip ini diterapkan
bagi aset dan liabilitas yang disyaratkan, atau dipilih, untuk diukur pada
nilai wajar. Misalnya, aset tetap dapat direvaluasi pada nilai wajar. Namun beberapa
entitas menyajikan laporan keuangan berdasarkan pendekatan biaya kini yang
mencerminkan dampak perubahan harga spesifik dari aset yang dimiliki.
07. Dalam ekonomi hiperinflasi, laporan
keuangan, baik yang disusun berdasarkan pendekatan biaya historis maupun
pendekatan biaya kini, hanya akan berguna jika dinyatakan dalam unit pengukuran
yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, Pernyataan ini
diterapkan untuk entitas yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Entitas
tidak diizinkan menyajikan secara terpisah laporan keuangan yang tidak
disajikan kembali walaupun melampirkan informasi yang disyaratkan oleh
Pernyataan ini.
08. Laporan keuangan entitas yang mata
uang fungsionalnya merupakan mata uang ekonomi hiperinflasi, berdasarkan
pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini, disajikan dalam unit
pengukuran yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Angka-angka terkait untuk
periode sebelumnya yang disyaratkan oleh PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan
Keuangan dan setiap informasi dalam periode sebelumnya juga disajikan dalam
unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Untuk tujuan penyajian
jumlah komparatif dalam mata uang penyajian yang berbeda, diterapkan PSAK 10
(revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
paragraf 42(b) dan 43.
09. Keuntungan atau kerugian atas posisi
moneter neto dimasukkan dalam laporan laba rugi dan diungkapkan secara
terpisah.
10. Penyajian kembali laporan keuangan
sesuai dengan Pernyataan ini mensyaratkan penerapan prosedur tertentu
sebagaimana pertimbangan yang digunakan. Penerapan prosedur dan pertimbangan
tersebut secara konsisten dari periode ke periode lebih penting daripada
ketepatan akurasi dalam menghasilkan jumlah yang termasuk dalam laporan keuangan
yang disajikan kembali.
Laporan Keuangan Biaya Historis
Laporan
Posisi Keuangan
11. Jumlah dalam laporan posisi keuangan
yang belum dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan,
disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum.
12. Pos-pos moneter tidak disajikan
kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter kini pada akhir periode
pelaporan. Pos-pos moneter adalah uang yang dimiliki dan hal yang akan diterima
atau dibayar dalam bentuk uang.
13. Aset dan liabilitas, melalui
perjanjian, yang terhubung dengan perubahan harga misalnya index linked bonds and loans, disesuaikan
sesuai dengan perjanjian untuk memastikan jumlah saldo pada akhir periode
pelaporan. Pos-pos tersebut dicatat pada jumlah yang telah disesuaikan dalam laporan
posisi keuangan yang disajikan kembali.
14. Seluruh aset dan liabilitas lain
adalah nonmoneter. Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada akhir
periode pelaporan, seperti nilai realisasi neto dan nilai wajar, maka pos
tersebut tidak disajikan kembali. Seluruh aset dan liabilitas nonmoneter yang
lain disajikan kembali.
15. Sebagian besar pos-pos nonmoneter
dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan dikurangi penyusutan. Oleh
karena itu, pos-pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini pada tanggal
akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi penyusutan, yang
disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan menerapkan perubahan
indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode pelaporan pada
biaya historis dan akumulasi penyusutan. Misalnya, aset tetap, persediaan bahan
baku dan barang dagangan, goodwill, paten, merek dagang dan aset serupa
disajikan kembali dari tanggal pembeliannya. Persediaan barang setengah jadi
dan barang jadi disajikan kembali dari tanggal terjadinya biaya pembelian dan
biaya konversi.
16. Catatan rinci tanggal perolehan dari
unit-unit aset tetap mungkin tidak tersedia atau tidak dapat diestimasi. Dalam
keadaan yang jarang terjadi, hal ini mungkin diperlukan, pada periode pertama
kali menerapkan Pernyataan ini, untuk menggunakan penilaian profesional
independen atas nilai unit tersebut sebagai dasar penyajian kembalinya.
17. Indeks harga umum mungkin tidak
tersedia untuk periode saat menyajikan kembali aset tetap yang disyaratkan oleh
Pernyataan ini. Dalam keadaan ini, entitas mungkin perlu untuk menggunakan
dasar estimasi, misalnya, pada perpindahan kurs antara mata uang fungsional dan
mata uang asing yang relatif stabil.
18. Beberapa pos nonmoneter dicatat pada
jumlah kini pada tanggal selain tanggal akuisisi atau tanggal laporan posisi
keuangan, misalnya aset tetap yang telah direvaluasi pada tanggal sebelumnya.
Dalam kasus ini, jumlah tercatat disajikan kembali dari tanggal revaluasi.
19. Jumlah yang disajikan kembali dari
pos-pos nonmoneter dikurangi, sesuai dengan PSAK terkait, ketika jumlah
tersebut melebihi jumlah terpulihkan. Misalnya, jumlah aset tetap, goodwill,
paten dan merek dagang yang disajikan kembali dikurangi menjadi jumlah
terpulihkan, dan jumlah persediaan yang disajikan kembali dikurangi menjadi
nilai realisasi neto.
20. Investee yang mencatat dengan metode
ekuitas dapat membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif investee tersebut disajikan
kembali sesuai dengan Pernyataan ini untuk mengitung bagian investor atas aset
neto dan laba rugi. Ketika laporan keuangan investee yang disajikan kembali
dinyatakan dalam mata uang asing, maka laporan keuangan tersebut dijabarkan
pada kurs penutup.
21. Pengaruh inflasi biasanya diakui
dalam biaya pinjaman. Hal yang tidak sesuai untuk menyajikan kembali
pengeluaran modal yang dibiayai dengan pinjaman serta mengkapitalisasi bagian
biaya pinjaman untuk mengkompensasi inflasi selama periode yang sama. Bagian
biaya pinjaman ini diakui sebagai beban dalam periode saat biaya terjadi.
22. Entitas dapat memperoleh aset dalam
perjanjian yang mengizinkan entitas untuk menangguhkan pembayaran tanpa
menimbulkan beban bunga eksplisit. Ketika entitas tidak praktis untuk menentukan
jumlah bunga, maka aset tersebut disajikan kembali dari tanggal pembayaran dan
bukan tanggal pembelian.
23. Pada awal periode pertama kali
penerapan Pernyataan ini, komponen ekuitas, kecuali saldo laba dan surplus
revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari tanggal
komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau muncul. Surplus revaluasi yang
timbul dalam periode sebelumnya dieliminasi. Saldo laba yang disajikan kembali
berasal dari seluruh jumlah lain dalam laporan posisi keuangan yang disajikan
kembali.
24. Pada akhir periode pertama dan
periode selanjutnya, seluruh komponen ekuitas disajikan kembali dengan
menerapkan indeks harga umum dari awal periode atau tanggal kontribusi, jika
lebih belakangan. Perpindahan dalam ekuitas pemilik selama periode diungkapkan
sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan.
Laporan
Laba Rugi Komprehensif
25. Pernyataan ini mensyaratkan bahwa
seluruh pos dalam laporan laba rugi komprehensif dinyatakan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, seluruh jumlah
perlu untuk disajikan kembali dengan menerapkan perubahan indeks harga umum
dari tanggal pos pendapatan dan beban tersebut awalnya dicatat dalam laporan
keuangan.
Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter
Neto
26. Dalam suatu periode inflasi, jika
entitas memiliki aset moneter melebihi liabilitas moneter, maka daya beli
entitas menurun; dan jika entitas memiliki liabilitas moneter melebihi aset
moneter, maka daya beli entitas meningkat sepanjang tidak terhubung dengan
suatu tingkat harga. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto tersebut
sebagai selisih aset nonmoneter, ekuitas dan pos-pos dalam laporan laba rugi
komprehensif yang disajikan kembali serta penyesuaian indeks yang terhubung
dengan aset dan liabilitas. Keuntungan atau kerugian tersebut dapat diestimasi
dengan menggunakan perubahan indeks harga umum menjadi rata-rata tertimbang
selama periode atas selisih antara aset moneter dan liabilitas moneter.
27. Keuntungan atau kerugian posisi moneter
neto termasuk dalam laporan laba rugi. Penyesuaian terhadap aset dan liabilitas
yang terhubung dengan perubahan harga (dengan perjanjian)
sesuai dengan paragraf 13, saling hapus dengan keuntungan atau kerugian posisi
moneter neto. Pos pendapatan dan beban lain, seperti pendapatan dan beban bunga
serta selisih kurs terkait investasi atau pinjaman dana, juga terkait dengan
posisi moneter neto. Meskipun pos tersebut diungkapkan secara terpisah, hal
yang dapat membantu jika pos tersebut disajikan bersamaan dengan keuntungan
atau kerugian posisi moneter neto dalam laporan laba rugi komprehensif.
Laporan
Keuangan Biaya Kini
Laporan
Posisi Keuangan
28. Pos-pos yang disajikan pada biaya
kini tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit pengukuran kini
pada akhir periode pelaporan. Pos lainnya dalam laporan posisi keuangan
disajikan kembali sesuai dengan paragraf 11 sampai 24.
Laporan
Laba Rugi Komprehensif
29. Laporan laba rugi komprehensif yang
menggunakan biaya kini, sebelum penyajian kembali, secara umum melaporkan biaya
kini pada waktu terjadinya transaksi atau peristiwa yang mendasari. Oleh karena
itu, seluruh jumlah tersebut perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini
pada akhir periode pelaporan dengan menggunakan indeks harga umum.
Keuntungan
Atau Kerugian Posisi Moneter Neto
30. Keuntungan atau kerugian posisi
moneter neto dicatat sesuai dengan paragraf 26 dan 27.
Pajak
31. Penyajian kembali laporan keuangan
sesuai dengan Pernyataan ini dapat menimbulkan selisih antara jumlah tercatat
aset
dan liabilitas individual dalam laporan posisi keuangan dan dasar pajaknya.
Selisih tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010): Pajak
Penghasilan.
Laporan
Arus Kas
32. Pernyataan ini mensyaratkan bahwa
seluruh pos dalam laporan arus kas dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada
akhir periode pelaporan.
Angka
Terkait
33. Angka terkait pada periode pelaporan
sebelumnya, apakah berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau pendekatan
biaya kini, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum, sehingga
laporan keuangan komparatif disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir
periode pelaporan. Informasi yang diungkapkan sehubungan dengan periode
sebelumnya juga dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan. Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam selisih penyajian
mata uang, diterapkan PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing paragraf 42(b) dan 43.
Laporan
Keuangan Konsolidasi
34. Entitas induk yang membuat laporan
keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi dapat memiliki entitas anak yang
juga membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan keuangan
entitas anak tersebut perlu disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga
umum dari negara yang mata uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan dalam laporan
keuangan konsolidasian yang diterbitkan oleh entitas induk. Ketika entitas anak
merupakan entitas asing, maka laporan keuangan yang disajikan kembali
dijabarkan pada kurs penutup. Laporan keuangan entitas anak yang tidak dilaporkan
dalam mata uang ekonomi hiperinflasi diperlakukan sesuai PSAK 10 (revisi 2010):
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
35. Jika laporan keuangan dengan akhir
periode pelaporan yang berbeda dikonsolidasikan, maka seluruh pos moneter
dan nonmoneter perlu disajikan kembali
dalam unit pengukuran kini pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.
Pemilihan dan Penggunaan Indeks
Harga Umum
36. Penyajian kembali laporan keuangan
sesuai dengan Pernyataan ini mensyaratkan penggunaan indeks harga umum yang mencerminkan
perubahan daya beli umum. Dianjurkan seluruh entitas yang membuat laporan
keuangan dalam mata uang dalam ekonomi yang sama menggunakan indeks yang sama.
EKONOMI
BERHENTI MENJADI HIPERINFLASI
37. Jika ekonomi berhenti menjadi
hiperinflasi dan entitas menghentikan penyusunan dan penyajian laporan keuangan
sesuai dengan Pernyataan ini, maka entitas memperlakukan jumlah yang dinyatakan
dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan sebelumnya sebagai
dasar jumlah tercatat dalam laporan keuangan selanjutnya.
PENGUNGKAPAN
38. Entitas membuat pengungkapan
berikut:
(a)
fakta bahwa laporan keuangan dan angka yang terkait dalam periode
sebelumnya telah disajikan kembali untuk perubahan dalam daya beli umum dari
mata uang fungsional dan, sebagai akibatnya, disajikan kembali dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan;
(b)
laporan keuangan berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau
pendekatan biaya kini; dan
(c)
nama dan tingkat indeks harga pada akhir periodepelaporan dan perpindahan
dalam indeks tersebut selama periode pelaporan kini dan sebelumnya.
39. Pengungkapan yang disyaratkan oleh
Pernyataan ini diperlukan untuk menjelaskan dasar atas perlakuan pengaruh
inflasi dalam laporan keuangan. Pengungkapan tersebut juga dimaksudkan untuk
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk memahami dasar dan jumlah yang
dihasilkan.
TANGGAL
EFEKTIF
40. Entitas menerapkan Pernyataan ini
untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.